RepublikNews.com – JAKARTA - Memperingati hari pahlawan 10 Nopember 2013, Sekertaris Bersama (Sekber)Jokowi mengadakan doa bersama untuk para pahlawan di Bundaran Hotel Indonesia. Hadir pada acara tersebut para pengurus Sekber antara lain Seho, Almelda Petrusz dan para simpatisan Jokowi.
Di
hari bersejarah itu pula para pendukung Jokowi (Group,Komunitas dan
Relawan Jokowi-red) di berbagai daerah di Indonesia ini menyematkan
penghargaan dan penghormatan kepada Gubernur DKI Jakarta ini sebagai
Tokoh Nasional dan patut disejajarkan dengan tokoh-tokoh nasional
lainnya.
Ketua
Umum Pusat Sekber, Effendi Saman menjelaskan Dalam perjalanan
politiknya Joko Widodo disebut sebagai tokoh fenominal. Pro dan kontra
mewarnai dan menyita perhatian publik ketika menjalankan sejumlah
kebijakan pemerintah DKI sebagai gubernur bersama Ahok. Misalnya saja,
seperti kebijakan Kartu Jakarta Pintar {JKP} yang telah melayani kurang
lebih 4 juta warga miskin Jakarta secara gratis, Kartu Jakarta Pintar
{JKS}, Pembangunan Lingkungan Sehat, Penyelesaian masalah banjir secara
bertahap dan pasti, Normalisasi sungai dan daerah kumuh, Reformasi
birokrasi serta pembangunan ekonomi kerakyatan.
“Semua
dilakukan dengan tegas dan berani serta mendapatkan dukungan rakyat,
khususnya Kota Jakarta. Kebijakan Jokowi itu sekaligus membantah dan
membuktikan keraguan yang selama ini jadi bahan perdebatan publik,”
jelas Efendi di sela-sela acara doa bersama di Bundaran HI.
Kepopuleran
Jokowi yang memang karena karakter pribadi serta kinerja yang telah
dilakukan, membuat ia digadang-gadang untuk maju sebagai calon presiden
(capres).
Meski demikian, wacana Jokowi menjadi capres mengundang kontroversi tersendiri. Berbagai tokoh mencoba menghalangi Jokowi untuk menjadi capres, banyak isu dan alasan yang dikemukakan, sehingga akan mengurangi saingan terberat dalam kompetisi pilpres nanti. “Warga pun demikian ada yang pro ataupun kontra, alasan yang dikemukakan pun sama rasional dan kuat,” sebutnya.
Meski demikian, wacana Jokowi menjadi capres mengundang kontroversi tersendiri. Berbagai tokoh mencoba menghalangi Jokowi untuk menjadi capres, banyak isu dan alasan yang dikemukakan, sehingga akan mengurangi saingan terberat dalam kompetisi pilpres nanti. “Warga pun demikian ada yang pro ataupun kontra, alasan yang dikemukakan pun sama rasional dan kuat,” sebutnya.
Effendi
menambahkan, wajarlah kalau Jokowi menjadi orang nomor satu di
Indonesia, karena Jokowi banyak dicintai, bukan hanya orang Jakarta
saja melainnkan daerah-daerah di Indonesia. “Masyarat di luar Kota
Jakarta pun siap mendukung Jokowi menjadi orang nomor satu di
Indonesia,” sebutnya.
Ia katakan, kebijakan Jokowi menyentuh hal yang paling kecil, dimana selama ini tidak diperhatikan gubernur sebelumnya.
Kata
dia, adanya pengadaan kursi di sepanjang jalan utama, membuat kesan
tersendiri bagi warga. Adanya gaya kepemimpinan yang berbeda serta
berbagai terobosan yang dilakukan Jokowi membuat perhatian warga semakin
serius dan intens.
“Belum
lagi seringnya Jokowi berinteraksi dengan warga, membuat warga merasa
bahwa pimpinan-nya benar-benar riil, tidak sekedar hanya dijumpai di
media massa,” terangnya.
Di sisi lain Almelda memaparkan berdirinya Sekber sejak tanggal 1 Nopember 2013 dan pendukung Jokowi {Group, Komunitas dan Relawan Jokowi} yang ada di seluruh Indonesia siap mendukung Jokowi menjadi Presiden nantinya.
Di sisi lain Almelda memaparkan berdirinya Sekber sejak tanggal 1 Nopember 2013 dan pendukung Jokowi {Group, Komunitas dan Relawan Jokowi} yang ada di seluruh Indonesia siap mendukung Jokowi menjadi Presiden nantinya.
“Andaikata
Jokowi terpilih menjadi presiden tahun depan, saya yakin Koruptor di
Indonesia sudah tidak ada lagi. Dan kalau Jokowi jadi Presiden, Jakarta
menjadi prioritas beliau, pemerataan ke daerah –daerahpun akan adil
serta nilai-nilai kepentingan nasional perlu jaga,” ujar salah seoran
anggota Sekber, Seha menimpali.
Kata Seha, Jokowi baru satu tahun memimpin Jakarta. Meski begitu ia melihat seorang Jokowi seorang yang tegas dan cara berpolitik pun berbeda. Kelihatan tidak tahu apa-apa tapi sebenarnya tahu dari awal hingga ujung peristiwa.
Kata Seha, Jokowi baru satu tahun memimpin Jakarta. Meski begitu ia melihat seorang Jokowi seorang yang tegas dan cara berpolitik pun berbeda. Kelihatan tidak tahu apa-apa tapi sebenarnya tahu dari awal hingga ujung peristiwa.
“Orang
Jawa berpolitik itu, ya sama Pak Jokowi ini. Kelihatan tidak tahu
apa-apa tapi tahu ujungnya apa,” imbuhnya sambil tertawa. (Upi)
Foto: Almelda Petrusz (inzert)
0 komentar:
Posting Komentar